Romadhon telah tiba, bukankah kita senang dan bahagia dengan kedatangannya? Seharusnya memang demikian. Sebagaimana as-Salafus ash-Sholih pendahulu kita yang sholih, mereka sangat antusias menyambutnya, bahkan kurang dari satu bulan pun, rasa bahagia sudah menyelimuti mereka. Mengapa? Salah satunya karena Romadhon merupakan bulan penuh ladang pahala.
Salah satu amalan yang sangat dianjurkan untuk dilakukan setiap Muslim adalah sholat malam, yang disebut sholat Tarawih di bulan Romadhon. Sholat malam sendiri sudah banyak keutamaan-nya, demikian pula dengan Tarawih.
Sudah lazim diketahui bahwa shalat malam pada bulan Romadhon disebut dengan sholat tarawih. al-Hafizh Ibnu Hajar mengatakan, ‘Tarawih adalah bentuk jamak (plural) dari tarwihah, yaitu bentuk kata yang bermakna satu kali dari kata rahah (istirahat), seperti kata taslimah yang berasal dari kata salam. Shalat berjamaah pada setiap malam bulan Romadhon disebut shalat tarawih karena pada permulaannya, mereka berkumpul untuk mengerjakannya, mereka beristirahat setiap dua kali salam.”
Rosululloh telah menetapkan sholat tarawih berjamaah. Pada suatu malam bulan Romadhon, Rosululloh pernah keluar, lalu beliau melihat orang-orang mengerjakan shalat di salah satu sudut masjid. Beliau bertanya, ‘Apa yang mereka lakukan?’, seorang sahabat berkata, ‘Wahai Rosululloh, mereka itu adalah orang-orang yang tidak memiliki hafalan al-Qur’an. Ubay bin Ka’ab membacakan kepada mereka dan ia menjadi imam dalam shalat mereka.” Beliau bersabda, ‘Sungguh baik apa yang mereka lakukan.’ Atau ‘sungguh tepat apa yang mereka lakukan.’ Beliau tidak keberatan terhadap apa yang telah mereka lakukan itu.” (HR. al-Baihaqi, dishahihkan al-Albani)
Rosululloh juga mengerjakan shalat tarawih. Nu’man bin Basyir mengatakan, “Kami mengerjakan sholat malam bersama Rosululloh sampai sepertiga malam pertama pada malam tanggal dua puluh tiga bulan Romadhon.
Kemudian, kami mengerjakan sholat malam bersama beliau sampai setengah malam pada malam tanggal dua puluh lima. Kemudian, beliau mengerjakan sholat malam dengan kami pada malam tanggal dua puluh tujuh hingga kami menduga bahwa kami telah terlewatkan waktu keberuntungan.”
Nu’man bin Basyir mengatakan, ‘Demikianlah, kami menyebut waktu sahur sebagai waktu keberuntungan.’
Anas bin Malik menuturkan, “Rosululloh mengerjakan sholat malam pada bulan Romadhon di masjid. Begitu aku datang, aku pun segera mengerjakan sho-lat di samping beliau. Kemudian datang orang lain yang juga mengerjakan sholat hingga jumlah kami menjadi banyak. Begitu Nabi menyadari keberadaan ka-mi di belakang beliau, beliau lantas mem-peringan sholat. Kemudian, beliau masuk ke dalam rumahnya dan mengerjakan sholat yang tidak beliau kerjakan bersama kami.”
Anas bin Malik berkata, “Pada pagi harinya, kami bertanya, ‘Apakah Anda menyadari keberadaan kami tadi malam?’ Beliau menjawab: “Ya, itulah yang me-nyebabkan aku melakukan apa yang telah aku lakukan.” (HR. Muslim)
Sholat malam pada bulan Romadhon dapat menyebabkan diampuninya dosa-dosa terdahulu, juga memiliki kenikmatan dan keceriaan yang istimewa, serta men-datangkan hal mengagumkan yang tidak dapat diserupai oleh apapun.
Berbagi Makanan Sahur dan Berbuka untuk Para Santri Penghafal Al-Qur’an : DONASI SEKARANG
Berikut ini beberapa hikmah dan keu-tamaan sholat malam dan tarawih di bu-lan Romadhon:
- Sholat malam sebab datangnya ampunan
Sholat malam pada bulan Romadhon adalah bagian dari keimanan dan menjadi sebab datangnya ampunan Alloh atas dosa-dosa yang terdahulu. Rosululloh bersabda, “Barangsiapa yang mengerja-kan shalat malam pada bulan Romadhon karena iman dan mencari pahala Alloh, niscaya akan diampunilah dosa-dosanya yang telah berlalu.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
2. Berhak menyandang nama shiddiqin dan syuhada.
Orang yang melakukan sholat malam pada bulan Romadhon berhak menyan-dang nama shiddiqin (orang-orang yang jujur dan berlaku benar) dan syuhada’ (orang-orang yang ditetapkan sebagai syahid).
Seorang laki-laki datang kepada Nabi lantas bertanya, “Wahai Rosululloh, ba-gaimana menurut engkau jika aku bersak-si bahwa tidak ada Dzat yang berhak di-ibadahi selain Alloh dan sesungguhnya engkau adalah utusan Alloh. Kemudian saya mengerjakan sholat lima waktu, me-nunaikan zakat, berpuasa Romadhon dan mengerjakan shalat malam pada bulan Romadhon, termasuk golongan siapakah saya?” Rosululloh bersabda, “Termasuk golongan shiddiqin dan syuhada’.” (HR. Ibnu Hibban, dishohihkan al-Albani)
3. Sholat malam bersama imam dicatat sebagai sholat semalam suntuk.
Siapa yang mengerjakan sholat malam pada bulan Romadhon bersama imam-nya, akan dicatat untuknya sholat sema-lam suntuk. Disebutkan dalam hadits Abu Dzar bahwa Nabi bersabda: “Jika seseorang mengerjakan sholat bersama i-mam hingga ia selesai (bubar), maka ter-hitung baginya sebagai shalat (satu) ma-lam.” (HR. Ahmad, dishahihkan al-Albani)
4. Mendapatkan karunia dan keberkahan yang melimpah dari Alloh .
Rosululloh bersabda:“Siapa yang mengerjakan sholat malam dengan mem-baca sepuluh ayat, ia tidak dicatat sebagai orang-orang yang lalai. Adapun siapa yang mengerjakan sholat malam dengan membaca seratus ayat, maka ia ditetap-kan termasuk golongan qanitin (orang-orang yang taat). Dan siapa yang menger-jakan sholat malam dengan membaca se-ribu ayat, maka ia ditetapkan termasuk golongan muqantharin (orang-orang yang mendapatkan karunia dan keberkahan melimpah).” (HR. Abu Dawud, dishohih-kan oleh al-Albani)
Baca Juga : Kedermawanan Rosulullah di Bulan Ramadhan
5. Sholat malam identitas kemuliaan seorang Mukmin.
Rosululloh bersabda: “Kemuliaan o-rang beriman adalah sholat malam.” (HR. al-Hakim, dishohihkan al-Albani)
6. Meniti kafilah orang-orang sholih.
Rosululloh bersabda: “Hendaklah kalian mengerjakan sholat malam, karena sholat malam adalah tradisi (kebiasaan) orang-orang yang shalih sebelum kalian.” (HR. at-Tirmidzi, dishahihkan al-Albani)
7. Sholat malam adalah pendekatan seorang hamba kepada Robbnya.
Rosululloh bersabda: “Hendaknya kalian mengerjakan sholat malam, karena sesungguhnya sholat malam adalah tradisi orang-orang shalih sebelum kalian, ia ada-lah pendekatan diri kepada Robb kalian, dan menghapus kesalahan-kesalahan ser-ta dapat menghindarkan dosa.” (HR. at-Tirmidzi, dihasankan oleh al-Albani)
8. Perlindungan dari dosa.
al-Hasan berkata, “Barangsiapa yang melalui malamnya dengan kebaikan, maka ia akan dijamin dengan perlindungan pada siang harinya. Dan siapa yang melalui siangnya dengan kebaikan, maka ia dijamin dengan perlindungan pada malam harinya.”
Gerakan Wakaf Qur’an di Bulan Ramadhan : WAKAF SEKARANG
Demikianlah, keutamaan dan landasan hadits yang menjadi dasar pensyariatan sholat Tarawih. Semoga Alloh memberi kekuatan untuk istiqomah kepada kita dalam mengerjakan perintah-perintahnya, dan menjauhi segala yang dilarangnya. Allohu Ta’ala a’lam, wal hamdulillah