Hasmipeduli.org

Ketika Orang Tua Mengharapkan Anak Menjadi Ahlul-Quran

Anak Jadi Ahlu-Quran - www.hasmipeduli.org

Ketika Orang Tua Mengharapkan Anak Menjadi Ahlul-Quran

Sebagai orang tua tentunya mendambakan anak yang salih-salihah dan menjadi ahli Al-Quran. Karena banyak keutamaan orang yang menghidupkan Al-Quran diantaranya:

1. Orang yang mempelajari dan mengajarkan Al-Quran adalah hamba-hamba yang terbaik.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

خيركم من تعلم القرآن وعلمه

Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari).

2. Seseorang tidak akan tersesat, akan diberi petunjuk, serta tidak bisa disesatkan. Barangsiapa yang berpegang dengan Kitabullah, ia tidak tersesat selamanya. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا : كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ رَسُوْلِهِ

Aku telah tinggalkan kepada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya.” (HR. Malik; Al-Hakim, Al-Baihaqi, Ibnu Nashr, Ibnu Hazm. Hadits ini disahihkan oleh Syaikh Salim Al-Hilali di dalam At-Ta’zhim wa Al-Minnah fi Al-Intishar As-Sunnah, hlm. 12-13).

3. Akan mendapat syafaat dari Al-Quran.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

عَنْ أَبِي أُمَامَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : اِقْرَؤُوْا القُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ القِيَامَةِ شَفِيْعًا لِأَصْحَابِهِ . رَوَاهُ مُسْلِمٌ

Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bacalah Al-Qur’an karena pada hari kiamat, ia akan datang sebagai syafaat untuk para pembacanya.” (HR. Muslim)

4. Al-Quran akan mengangkat derajat seseorang di dunia dan akhirat.

إن اللهَ يَرفعُ بهذا الكِتابِ أقْواماً ويَضَعُ به آخَرِينَ

Sesungguhnya Allah mengangkat dengan kitab Al-Quran ini beberapa kaum dan juga dengan kitab Al-Quran ini Allah merendahkan yang lainnya.” (HR. Muslim)

Kisah Syaikh Abdullah bin Abdul Aziz bin Baz, Allah ta’ala muliakan ia dengan Al-Quran. Beliau yang buta, namun beliau adalah seorang penghafal Al-Quran bisa menjadi seorang rektor dan mufti. Sesungguhnya Allah ta’ala memiliki kalangan yang dekat dari manusia. Ia adalah Ahlul-Quran, ia istimewa di sisi Allah ta’ala.

Baca Artikel Lainnya! 

Rumah-rumah kaum muslimin dilihat dari perspektif bagaimana mereka menciptakan hubungan antara anak-anak dengan Al-Quran ada tiga jenis:

  1. Rumah yang tidak sama sekali diisi dengan Al-Quran, tidak ingin anaknya menjadi Ahlul-Quran,karena orientasi hanya dunia.
  2. Rumah yang orang tuanya ingin anaknya menjadi Ahlul-Quran, tapi tidak memberikan dukungan di rumah. Hanya menyerahkan urusan pendidikan itu ke sekolah. Tidak ada peran serta orang tua di rumah. Justru diberikan fasilitas yang bertentangan seperti diperdengarkan musik dll.
  3. Rumah yang orang tuanya memberikan fasilitas dan dukungan kepada anaknya untuk menjadi Ahlul-Quran. Di sekolahkan di tempat yang baik serta mengkondisikan anaknya agar semangat menghafal Al-Quran di rumah.

Tipe rumah nomor tiga Ini yang harus diwujudkan.

Cara agar anak menjadi Ahlul-Quran

  • Niatkan dengan ikhlas, ketika menghafal Al-Quran orientasi bukan karena dunia. Menghafal Al-Quran diniatkan untuk mendapat ridha dari Allah ta’ala.
  • Orang tua menjadi sosok teladan. Sebagai orang tua hendaknya semangat membaca Al-Quran, menghafal dan mengamalkannya.
  • Menjauhkan rumah dari kemaksiatan. Misal suara musik, dan sebagainya, karena akan mengganggu fokus membaca dan menghafal Al-Quran.
    Imam Syafi’i rahimahullah pernah berkata,

شَكَوْت إلَى وَكِيعٍ سُوءَ حِفْظِي فَأَرْشَدَنِي إلَى تَرْكِ الْمَعَاصِي وَأَخْبَرَنِي بِأَنَّ الْعِلْمَ نُورٌ وَنُورُ اللَّهِ لَا يُهْدَى لِعَاصِي

“Aku pernah mengadukan kepada Waki’ tentang jeleknya hafalanku. Lalu beliau menunjukiku untuk meninggalkan maksiat. Beliau memberitahukan padaku bahwa ilmu adalah cahaya dan cahaya Allah tidaklah mungkin diberikan pada ahli maksiat.” (I’anatuth Thalibin, 2: 190).

  • Membuat jadwal di rumah, kapan waktu murajaah, menambah hafalan. Anak jangan disuruh menghafal banyak sekaligus. Tak mengapa sedikit-sedikit tapi rutin karena amalan yang dicintai Allah adalah amalan terus menerus meski sedikit.
    Dari ’Aisyah –radhiyallahu ’anha-, beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ

Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit.” (HR. Muslim, no. 783)

Ketika mengajak anak untuk menghafal Al-Quran tunggulah mood anak bagus serta dalam keadaan senang. Sehingga ia bisa fokus dan semangat menghafal dan murajaah.

  • Menjadikan Al-Quran sebagai amalan
    Mentadaburi Al-Quran bukan hanya menghafal huruf-hurufnya. Hendaknya akhlak dan amalan Al-Quran bisa melekat pada seorang hamba.
  • Mempelajari bahasa Arab

إِنَّآ أَنزَلْنَٰهُ قُرْءَٰنًا عَرَبِيًّا لَّعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ

Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Qur’an berbahasa Arab, agar kamu mengerti.” (QS. Yusuf: 2)

Umar bin Khattab radhiyallahu’anhu berkata, “Pelajarilah bahasa Arab, sesungguhnya ia bagian dari agama kalian.”

  • Menempelkan poster dan kalimat motivasi di rumah atau di kamar anak. Contohnya: Aku ingin menjadi Ahlul-Quran, dan sebagainya. Berikan pujian kepada anak atas prestasinya saat bisa menghafal. Karena pujian juga merupakan motivasi bagi anak.
  • Berdoa kepada Allah agar diberi hidayah untuk menjadi Ahlul-Quran.

Semoga Allah selalu memberi taufik.

(muslimah.or.id)

Wakaf Se-Juta Qur`an ke Pelosok Negeri

Search
Kategori Artikel

Lengkapi amal baik anda hari ini dengan sedekah jariyah bersama HASMI

Hubungi Kami
Hubungi Kami
Terimakasih Telah Menghubungi Kami..!!
Ada yang bisa kami bantu?..