Hidup dalam kesendirian, adalah hal yang paling ditakuti oleh seorang manusia terlebih dengan keadaan yang diluputi segala kelemahan entah kemana harus menyandarkan harapan selain berusaha dengan sekuat tenaga menghidupi diri dan berdoa kepada Allah semata.
Mak Ocih, mungkin sekarang usianya sudah menginjak 80 tahun lebih. Ia hidup sebatang kara tak ada keluarga yang mengayomi di usianya yang renta. Memungut botol plastik adalah kebiasaannya selama ini untuk sekedar makan sehari-hari, ia tak mau menjadi gelandangan yang setiap harinya meminta-minta belas kasihan orang lain, ia lebih memilih berusaha mencari nafkah sendiri.
Ujian hidup mak Ocih tak berhenti hanya disini, tahun lalu Allah menakdirkannya mengalami musibah tertabrak sepeda motor, sehingga kakinya yang rapuh akhirnya lumpuh tak mampu lagi berjalan mengitari jalanan dan selokan untuk mengais rizki.
Semenjak kejadian itu mak Ocih hanya berdiam dirumah, Alhamdulillah masih ada tetangga yang sering memberinya bekal untuk makan sehari-hari.
Saudaraku, Tentu bukan hanya mak Ocih saja yang memiliki kisah tragis dalam kehidupan dunianya, masih banyak sekali saudara-saudara kita di negeri tercinta yang memiliki nasib serupa. Semua ini tidak lain adalah ujian bagi mereka khusunya, dan ujian keimanan pula bagi kita, akankah hati kita terpanggil untuk turut membantu atau acuh tak acuh saja.
Saudaraku bukankah Rosul telah bersabda,
“Tidak sempurna keimanan seseorang dari kalian, sebelum ia mencintai saudaranya (sesama muslim) sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.
Tak ada harta yang berkurang dengan bersedekah, tak ada kesedihan dalam berbagi. Setiap kebahagiaan yang kita sebarkan telah menjadi amal yang kan Allah lipat gandakan. Aamiin.
