Kebodohan tentang agama
Setiap kali zaman berlalu dan manusia bertambah jauh dari ilmu yang benar, maka semakin sedikit ilmu dan tersebarlah kebodohan. Tidak ada yang mampu untuk menentang dan melawan kesesatan kecuali ilmu dan ulama. Apabila ilmu dan ulama telah tiada karena wafatnya mereka, maka kesesatan akan mendapat tempat dan berpeluang besar untuk muncul dan berjaya serta tokoh-tokohnya akan bertebaran menyeret umat manusia ke jalan sesat.
Kebodohanlah yang menjadi sebab kesesatan makhluk seluruhnya, juga sebab semua kesengsaraan dan kezoliman mereka. Sedangkan ilmu itu sebab petunjuk mereka bersama kebahagiaan mereka. Maka tidak ada kesesatan dan kesengsaraan bagi orang yang berilmu.
Wakaf Qur’an untuk Santri Penghafal Qur’an: 1 Huruf = 10 Kebaikan
Barangsiapa yang merenungi sebab kesesatan kaum Nasroni, Majusi dan agama yang lainnya niscaya akan mendapati bahwa pangkal kesesatan mereka semua bermula dari kebodohan mereka. Yakni, kebodohan tentang Alloh, Rosul-Nya dan agama-Nya.
Demikian pula penyebab sesatnya berbagai kelompok-kelompok yang sesat adalah karena kebodohan mereka tentang cara beragama yang benar.
Sebagai contoh adalah Khowarij, sebuah kelompok sesat yang muncul pada masa Kholifah Ali bin Abi Tholib rodhiyallohu’anhu. Kesesatan mereka itu disebabkan kebodohan mereka tentang agama Islam, meskipun mereka giat beribadah. Namun tatkala semua itu tidak berdasarkan ilmu yang benar akhirnya menjadi bencana bagi mereka. Di samping itu mereka juga enggan untuk mengambil pemahaman para sahabat dalam memahami masalah-masalah agama ini sehingga terjerumuslah mereka ke dalam kesesatan.
Kesimpulannya, jika pemahaman yang benar tidak terwujud, yang ada ialah kebodohan. Maka tidak bermanfaat ketika itu kesungguhan dalam beribadah dan hati-hati dari perbuatan dosa.
Kesesatan yang hampir sama juga menimpa banyak kalangan dari penganut tarekat sufiyah. Mereka tekun beribadah, zuhud, mencintai kebaikan, rendah hati dan menghindari berbagai macam perkara maksiat, akan tetapi ibadah dan akidah mereka tidak dilandasi oleh ilmu yang benar. Mereka menyangka telah beramal dengan sebaik-baiknya.
Alloh ﷻ berfirman:
قُلۡ هَلۡ نُنَبِّئُكُم بِٱلۡأَخۡسَرِينَ أَعۡمَٰلًا ١٠٣ ٱلَّذِينَ ضَلَّ سَعۡيُهُمۡ فِي ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا وَهُمۡ يَحۡسَبُونَ أَنَّهُمۡ يُحۡسِنُونَ صُنۡعًا ١٠٤
“Katakanlah: “Inginkah kalian aku beritahu tentang orang-orang yang paling merugi amalnya?” Yaitu orang-orang yang telah sia-sia beramal dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.” (QS. al-Kahfi [18]: 103-104)